Thursday 26 June 2008

tugas filsafat

Kerapkali ilmu filsafat dipandang sebagai ilmu yang abstrak dan berada di awang-awang (= tidak mendarat) saja, padahal ilmu filsafat itu dekat dan berada dalam kehidupan kita sehari. Benar, filsafat bersifat tidak konkrit, karena menggunakan metode berpikir sebagai cara pergulatannya dengan realitas hidup kita.

Filsafat , philosophy, dalam bahasa Inggeris, atau philosophya dalam Yunani mempunyai arti cinta akan kebijaksanaan. Philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan sophos (kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi. Dari pengertian tersebut filsafat sebenarnya amat dekat dengan realitas kehidupan kita. Untuk mengerti apa filsafat itu, orang perlu menggunakan akal budinya untuk merenungkan relaitas hidupnya, “apa itu hidup? Mengapa saya hidup? Akan kemana saya hidup? Tentunya pertanyaan tersebut sejatinya muncul alamiah bila akal budi kita dibiarkan bekerja. Persoalannya, apakah orang atau peminat filsafat sudah membiarkan akal budinya bekerja dengan baik memandang relaitas? Aristoteles menyebut manusia sebagai “binatang berpikir”.

Berbagai pengertian Filsafat

A. Sonny Keraf dan Mikhael Dua mengartikan ilmu filsafat sebagai ilmu tentag bertanya atau berpikir tentang segala sesuatu (apa saja dan bahkan tentang pemikiran itu sendiri) dari segala sudut pandang. Thinking about thinking. Beberapa filsuf mengajukan beberapa definifi pokok seperti:

Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang seluruh realitas

Upaya untuk melukiskan hakekat realitas akhir dan dasar serta nyata,

Upaya untuk menentukan batas-batas jangkauan pengetahuan: sumbernya, hakekatnya, keabsahannya, dan nilainya.

Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan

Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu anda melihat apa yang ada katakan dan untuk mengatakan apa yang anda lihat.

Penulis sendiri mendefinisikan ilmu filsafat sebagai disiplin ilmu yang mencari dan menggeluti segara yang ada sehingga sampai pada suatu kebijaksanaan universal dengan mengunakan akal budi guna merumuskanya secara sistematis, metodis dan dapat dipertanggungjawabkan secara akal budi pula.

Metode Filsafat

Metode filsafat adalah metode bertanya. Objek forma filsafat adalah ratio yang bertanya. Obyek materinya semua yang ada. Maka menjadi tugas filsafat mempersoalkan segala sesuatu yang ada sampai akhirnya menemukan kebijaksanaan universal.

Pembagian Bidang Ilmu Filsafat

A. Sonny Keraf membedakan ilmu filsafat menjadi 5 cabang besar: (1) metafisika atau ilmu tentang yang ada sebagai ada; (2) epistemologi atau filsafat ilmu pengetahuan; (3) etika atau filsafat moral yang berbicara mengenai baik-buruknya perilaku manusia; (4) logika berbicara mengenai cara berpikir lurus dan tepat; (5) estetika atau filsafat keindahan berbicara tentang seni.

Aristoteles memasukkan ke dalam bidang filsafat: logika, etika, estetika, psikologi, filsafat politik, fisika, dan metafisika. Pembagiannya terhadap bidang-bidang ilmu, mempunyai tiga bagian: ilmu-ilmu teoritis, ilmu-ilmu praktis, dan ilmu-ilmu produktif.

Christian Wolff membagi filsafat menjadi: logika, filsafat pertama, ontologi, teologi, kosmologi, psikologi rasional, etika, dan teori pengetahuan. Disiplin-disiplin ini dibagi menjadi tiga bagian: teoritir, praktis dan kriteriologis.

Dewasa ini, bidang-bidang filsafat diketahui meliputi kebanyakan disiplin yang disebut di atas tadi, meski ada kekecualian, seperti fisika dan psikologi telah mendapat privilesenya sendiri. Filsafat sering dianggap sebagai ilmu politik. Teologi telah digantikan oleh filsafat agama.

Di samping itu, tanggung jawab filsafat terhadap bidang-bidang lain semakin diakui melalui perkembangan filsafat, studi dan kursus interdisipliner. Yang paling penuh perkembangannya adalah filsafat ilmu pengetahuan. Disiplin ini mengandung anataf filsafat ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-ilmu sosial: filsafat sejarah, filsafat agama, filsafat hukum, dan filsafat pendidikan.

Beberapa Cabang Filsafat

Filsafat Alam

Obyeknya: alam kehidupan dan alam bukan kehidupan. Tujuannya: menjelaskan fenomena alam dari aspek eksistensi fenomena tersebut dan menelusuri syarat-syarat kemungkinan.

Filsafat Analitis

Ilmu memusatkan perhatian pada bahasa dan upaya untuk menganalisis pernyataan (konsep, atau ungkapan kebahasaan aatau bentuk-bentuk logis. Tujuannya ialah untuk menemukan pernyataan-pernyataan yang berbentuk logis dan ringkas dan yang terbaik, yang cocok dengan fakta atau arti yang disajikan.

Filsafat Bahasa Sehari-hari

Paham ini berpandangan bahwa dengan menganalisis bahasa biasa (makna, implikasi, bentuk dan fungsinya) kita dapat memperlihatkan kebenaran mengenai kenyataan. Dengan analisis bahasa biasa kita dapat memahami masalah pokok filsafat dan sekaligus dapat memecahkannya.

Filsafat Gestalt

Salah satu pandangan filsafat ini berpandangan bahwa realitas merupakan dunia tempat organisme fisik memberikan tanggapan dalam proses mengatur struktur-struktur atau keseluruhan yang diamati.

Filsafat Kebudayaan

Filsafat ini memberikan gambaran keseluruhan mengenai gejala kebudayaan (bentuk, nilai dan kreasinya). Tugasnya untuk menyelidiki hakekat kebudayaan, memahaminya berdasarkan sebab-sebab dan kondisi-kondisinya yabg esensial. Filsafat ini juga bertugas untuk menjabarkan pada tujuan-tujuannya yang paling mendasar dan karena itu juga menemukan arah dan luas perkembangan budaya.

Filsafat Kehidupan

Filsafat kehidupan dalam bahasa sehari-hari berarti (1) cara tau pandangan hidup. Dan ini bertujuan mengatur segalanya secara praktis. (2) Etika sebagai ilmu yang berbicara mengenai tujuan dan kaidah-kaidah kehidupan dapat juga disebut sebagai filsafat kehidupan.

Dari pemaparan di atas, ilmu filsafat merupakan ilmu yang lahannya luas dan rumit. Untuk mereka yang berminat pada filsafat, mereka harus mempelajari pengantar-pengantar ke bidang filsafat. Peminat Ilmu filsafat di Indonesia semakin berkembang. Hal ini terlihat berkembangnya peminat filsafat di perguruan tinggi/ sekolah tinggi filsafat baik yang dikelola pemerintah maupun swasta nasional. Semoga informasi ini bermanfaat bagi siapa saja yang mencintai kebijaksanaan.

Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab فلسة, yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan” atau “ilmu”. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf".

Definisi kata filsafat bisa dikatakan merupakan sebuah problem falsafi pula. Tetapi, paling tidak bisa dikatakan bahwa "filsafat" adalah studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis.[1] ini didalami tidak dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan problem secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu, serta akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektik. Dialektik ini secara singkat bisa dikatakan merupakan sebuah bentuk dialog. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.

Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, dan couriousity 'ketertarikan'.

Filsafat Barat

‘‘‘Filsafat Barat’’’ adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi falsafi orang Yunani kuno.

Tokoh utama filsafat Barat antara lain Plato, Thomas Aquinas, Réne Descartes, Immanuel Kant, Georg Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre.

Filsafat Timur

‘‘‘Filsafat Timur’’’ adalah tradisi falsafi yang terutama berkembang di Asia, khususnya di India, Tiongkok dan daerah-daerah lain yang pernah dipengaruhi budayanya. Sebuah ciri khas Filsafat Timur ialah dekatnya hubungan filsafat dengan agama. Meskipun hal ini kurang lebih juga bisa dikatakan untuk Filsafat Barat, terutama di Abad Pertengahan, tetapi di Dunia Barat filsafat ’an sich’ masih lebih menonjol daripada agama. Nama-nama beberapa filsuf Timur, antara lain Siddharta Gautama/Buddha, Bodhidharma, Lao Tse, Kong Hu Cu, Zhuang Zi dan juga Mao Zedong.

Filsafat Timur Tengah

‘‘‘Filsafat Timur Tengah’’’ ini sebenarnya mengambil tempat yang istimewa. Sebab dilihat dari sejarah, para filsuf dari tradisi ini sebenarnya bisa dikatakan juga merupakan ahli waris tradisi Filsafat Barat. Sebab para filsuf Timur Tengah yang pertama-tama adalah orang-orang Arab atau orang-orang Islam (dan juga beberapa orang Yahudi!), yang menaklukkan daerah-daerah di sekitar Laut Tengah dan menjumpai kebudayaan Yunani dengan tradisi falsafi mereka. Lalu mereka menterjemahkan dan memberikan komentar terhadap karya-karya Yunani. Bahkan ketika Eropa setalah runtuhnya Kekaisaran Romawi masuk ke Abad Pertengahan dan melupakan karya-karya klasik Yunani, para filsuf Timur Tengah ini mempelajari karya-karya yang sama dan bahkan terjemahan mereka dipelajari lagi oleh orang-orang Eropa. Nama-nama beberapa filsuf Timur Tengah: Avicenna(Ibnu Sina), Ibnu Tufail, Kahlil Gibran (aliran romantisme; kalau boleh disebut bergitu)dan Averroes.

Filsafat Islam

‘‘‘Filsafat Islam’’’ bukanlah filsafat Timur Tengah. Bila memang disebut ada beberapa nama Yahudi dan Nasrani dalam filsafat Timur Tengah, dalam filsafat Islam tentu seluruhnya adalah muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua, Islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih 'mencari Tuhan', dalam filsafat Islam justru Tuhan 'sudah ditemukan.'

Filsafat Kristen

‘‘‘Filsafat Kristen’’’ mulanya disusun oleh para bapa gereja untuk menghadapi tantangan zaman di abad pertengahan. Saat itu dunia barat yang Kristen tengah berada dalam zaman kegelapan (dark age). Masyarakat mulai mempertanyakan kembali kepercayaan agamanya. Tak heran, filsafat Kristen banyak berkutat pada masalah ontologis dan filsafat ketuhanan. Hampir semua filsuf Kristen adalah teologian atau ahli masalah agama. Sebagai contoh: Santo Thomas Aquinas, Santo Bonaventura, dsb.

Munculnya Filsafat

Filsafat, terutama Filsafat Barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke 7 S.M.. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikir-pikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.

Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.

Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Sokrates, Plato dan Aristoteles. Sokrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “Komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.

Thursday 5 June 2008

iki tugas

TEKNIK TERAPI FREUD

Tujuan terapi ini adalah untuk menghilangkan tekanan pada daya ingat melalui asosiasi bebas dan analisis mimpi. Terapi ini bekerja dengan cara menyalurkan apa yang tidak disadari dan ini bekerja hanya selama efek dari transformasi/ penyaluran.

Tujuan spesifik dari terapi ini menguatkan ego, membuat lebih bebas dari superego, melebarkan persepsi dan memperluas pengaturannya, sehingga menjadi porsi yang pas untuk id.

Dengan asosiasi bebas, pasien diharapkan untuk bias mengungkapkan apa yang ada dalam pikiranm, tak peduli apakah itu sesuai atau tidak. Tujuannya untuk mendatangkan ketidaksadaran yang dimulai dengan ide yang sadar yang diikuti dengan rentetan asosiasi kemampuan itu akan dibawa.

Agar terapi analisis dapat ini berjalan lancer, seblumnya nafsu yang dihasilkan neurotic symptom harus dibebaskan untuk bekerja melayani ego.

Transference : perasaan seksual yang menggebu – gebu yang dikembangkan pasien terhadap penganalisa selama treatment.

Selama perasaan ini menunjukkan kepada mereka ketertarikan ( cinta ), transference / penyaluran tidak akan mencampuri proses treatment tetapi akan mempengaruhi perkembangan percobaan.

Transference yang positif mengizinkan pasien untuk sedikit banyak mengenang masa kecil tanpa suasana yang menegangkan dalam percobaan analisis.

Transference yang negative dari bentuk permusuhan harus diakui oleh terapisdan dijelaskan kepada pasien. Jadi mereka bisa mengatasi berbagai macam perlawanan dal;am treatment. Perlawanan yang diartikan sebagai macam – macam ketidaksadaran yang direspon oleh pasien untuk kemajuan mereka dalam terapi. Hal ini bisa merupakan tanda positif yang diindikasikan bahwa terapi telah mengalami kemajuan materi yang diberikan.

Freud mencatat beberapa batasan treatment psikoanalisis ;

  1. Tidak semua ingatan lama dapat atau harus dibawa dalam kesadaran.
  2. Treatmen tidaklah seefektif psychosis atau dengan sakit dasar seperti phobia, histeria, dan obsesi.
  3. Melalui arti yang tidak ganjil dari psikoanalisis adalah pasien pertama dianalisis, mungkin kemudian mengembangkan masalah psikis yang lain.

Idealnya, ketika analisis treatmen ini berjalan lancar. Pasien tidak lagi mengidap symptom. Mereka menggunakan energi psikis untuk menunjukan ego, dan mengembangkan ego yang termasuk dalam tekanan pengalaman masa lalu.

Mereka tidak mengalami perubahan kepribadian secara menyeluruh.

ANALISIS MIMPI

Freud menggunakan analisis mimpi untuk menyalurkan manifest konten dari mimpi untuk laten konten yang penting.

Manifest konten ; arti terpendam atau penjelasan secara sadar yang dilakukan si pemimpi.

Laten konten ; arti dari manifes konten

Basic dari asumsi freud tenteng analisis mimpi ; semua mimpi adalah refleksi dari keinginan.

Pengecualian ; bial si pemimpi sedang mengalami trauma, mimpi dari orang ini mengikuti repetition compulsion. Pada penderita trauma ( post traumatic stress disorder )mereka akan selalu mengulang – ulang mimpi yang manakutkan / membuat mereka trauma.

Freud percaya bahwa mimpi terbentuk dari ketidaksadaran tapi mereka mencoba untuk menyadarkannya. Agar menjadi sadar, mimpi harus melewati sensor utama dan akhir. Meskipun selam tidur aturan ini menjaga mereka, memaksa ketidaksadaran fisik untuk mengadopsi bentuk yang berebeda.

Perbedaan ini dapat dioperasikan dalam 2 hal yang berbeda ; condensasi dan displacement

Condensasi ; fakta dari mimpi manifest tidaklah seluas level laten. Mengindikasikan bahwa ketidaksadaran telah disingkat / dikondensikan sebelum muncul level manifest.

Displacement ; ganbaran dari mimpi telah diganrikan dengan beberapa ide lain yang secara langsung berhubungan.

Mimpi dapat juga menipu para pemimpi dengan cara mengahmbat atau mempengaruhi pemimpi. Perasaan yang tidak menyenangkan bisa saja mempengaruhi level isi mimpi. Manifest konten selalu mendekati apa yang alami si pemimpi dari hari seberlumnya, mempunyai arti yang sangat sedikit untuk psikoanalitik karena hanya laten konten yang mempunyai arti.

Dalam mengartikan mimpi, Freud 1 dari 2 metode

  1. Bertanya kepada pasien yang berhubungan dengan mimpinya. Dan asosiasi mereka terhadap mimpi tersebut

Bila pasien tidak dapat mengasosiasikan mimpinya, Freud menggunakan metode ke-2

  1. Simbol mimpi digunakan untuk menemukan elemen ketidaksadaran dan mengutamakan pada isi yang terpendam dibaliknya.

Tujuan ke-2 metode ini untuk mengikuti jejak formasi mimpi sampai ditemukan arti yang tersirat.

Freud percaya bahwa interpretasi mimpi adalah cara yang tepat dalam mempelajari proses ketidaksadaran dan mengartikanya merupakan jalan yang tepat untuk ilmu yang membahas alam bawah sadar.

Kegelisahan mimpi tidak menimbulkan masalah denganaturan bahwa mimpi adalah gambaran keinginan. Penjelasan tentang kecemasan tergantung pada sistem preconcious , keinginan itu tergantung pada ketidaksadaran. Ada 3 macam mimpi kegelisahan ;

  1. Mimpi malu atau ketelanjangan

Seorang pemimpi malu akan hal tersebut, biasanya ini dialami pada masa anak – anak

  1. Mimpi orang yang disayangi meninggal ( masa anak –anak )

Bila si pemimpi merasa gelisah, ini merupakan efek dari penolakan.

  1. Mimpi gagal melewati ujian sekolah

Muncul bila si pemimpi sedang mengatisiapsi soal yang sulit.

KESIMPULAN

Freud percaya bahwa mimpi termotivasi oleh keinginan. Mimpi dibentuk dari pengalaman. Mimpi dapat diartikan melalui proses condensi, displecement dan efek penolakan. Manifest mimpi mempunyai kemiripan arti dengan laten konten dari mimpi, tapi menurut freud hal yang tersembunyi lebih akurat.

FREUDIAN SLIPS

Menurut freudian, kesalahan kecil yang dilakukan manusia sehari – hari adalah intensitas dari alam bawah sadar ( salah menyebut nama ). Orang – o0rang yang sering mengalami itu sering di sebut “ freudian slip “

Kesalahan seperti itu mempunyai arti ; ” mereka tidak merubah prilaku tetapi merubah mental ”.

Faktanya sebagian besar manusia sangat menyalahkan arti arti diablik kesalahan mereka yang disebut freud sebagai kekhilafan yang tersembunyi dalam kesadaran

Dalam kekhilafan ( freudian slip ) intensitas dari ketidaksadaran memberi tekanan yang lemah dari kondisi setengah sadaryang menunjukkan tujuan sebenarnya dari orang tersebut.

kep1

TEKNIK TERAPI FREUD
Tujuan terapi ini adalah untuk menghilangkan tekanan pada daya ingat melalui asosiasi bebas dan analisis mimpi. Terapi ini bekerja dengan cara menyalurkan apa yang tidak disadari dan ini bekerja hanya selama efek dari transformasi/ penyaluran.
Tujuan spesifik dari terapi ini menguatkan ego, membuat lebih bebas dari superego, melebarkan persepsi dan memperluas pengaturannya, sehingga menjadi porsi yang pas untuk id.
Dengan asosiasi bebas, pasien diharapkan untuk bias mengungkapkan apa yang ada dalam pikiranm, tak peduli apakah itu sesuai atau tidak. Tujuannya untuk mendatangkan ketidaksadaran yang dimulai dengan ide yang sadar yang diikuti dengan rentetan asosiasi kemampuan itu akan dibawa.
Agar terapi analisis dapat ini berjalan lancer, seblumnya nafsu yang dihasilkan neurotic symptom harus dibebaskan untuk bekerja melayani ego.
Transference : perasaan seksual yang menggebu – gebu yang dikembangkan pasien terhadap penganalisa selama treatment.
Selama perasaan ini menunjukkan kepada mereka ketertarikan ( cinta ), transference / penyaluran tidak akan mencampuri proses treatment tetapi akan mempengaruhi perkembangan percobaan.
Transference yang positif mengizinkan pasien untuk sedikit banyak mengenang masa kecil tanpa suasana yang menegangkan dalam percobaan analisis.
Transference yang negative dari bentuk permusuhan harus diakui oleh terapisdan dijelaskan kepada pasien. Jadi mereka bisa mengatasi berbagai macam perlawanan dal;am treatment. Perlawanan yang diartikan sebagai macam – macam ketidaksadaran yang direspon oleh pasien untuk kemajuan mereka dalam terapi. Hal ini bisa merupakan tanda positif yang diindikasikan bahwa terapi telah mengalami kemajuan materi yang diberikan.





Freud mencatat beberapa batasan treatment psikoanalisis ;
1. Tidak semua ingatan lama dapat atau harus dibawa dalam kesadaran.
2. Treatmen tidaklah seefektif psychosis atau dengan sakit dasar seperti phobia, histeria, dan obsesi.
3. Melalui arti yang tidak ganjil dari psikoanalisis adalah pasien pertama dianalisis, mungkin kemudian mengembangkan masalah psikis yang lain.
Idealnya, ketika analisis treatmen ini berjalan lancar. Pasien tidak lagi mengidap symptom. Mereka menggunakan energi psikis untuk menunjukan ego, dan mengembangkan ego yang termasuk dalam tekanan pengalaman masa lalu.
Mereka tidak mengalami perubahan kepribadian secara menyeluruh.
ANALISIS MIMPI
Freud menggunakan analisis mimpi untuk menyalurkan manifest konten dari mimpi untuk laten konten yang penting.
Manifest konten ; arti terpendam atau penjelasan secara sadar yang dilakukan si pemimpi.
Laten konten ; arti dari manifes konten
Basic dari asumsi freud tenteng analisis mimpi ; semua mimpi adalah refleksi dari keinginan.
Pengecualian ; bial si pemimpi sedang mengalami trauma, mimpi dari orang ini mengikuti repetition compulsion. Pada penderita trauma ( post traumatic stress disorder )mereka akan selalu mengulang – ulang mimpi yang manakutkan / membuat mereka trauma.
Freud percaya bahwa mimpi terbentuk dari ketidaksadaran tapi mereka mencoba untuk menyadarkannya. Agar menjadi sadar, mimpi harus melewati sensor utama dan akhir. Meskipun selam tidur aturan ini menjaga mereka, memaksa ketidaksadaran fisik untuk mengadopsi bentuk yang berebeda.
Perbedaan ini dapat dioperasikan dalam 2 hal yang berbeda ; condensasi dan displacement
Condensasi ; fakta dari mimpi manifest tidaklah seluas level laten. Mengindikasikan bahwa ketidaksadaran telah disingkat / dikondensikan sebelum muncul level manifest.
Displacement ; ganbaran dari mimpi telah diganrikan dengan beberapa ide lain yang secara langsung berhubungan.
Mimpi dapat juga menipu para pemimpi dengan cara mengahmbat atau mempengaruhi pemimpi. Perasaan yang tidak menyenangkan bisa saja mempengaruhi level isi mimpi. Manifest konten selalu mendekati apa yang alami si pemimpi dari hari seberlumnya, mempunyai arti yang sangat sedikit untuk psikoanalitik karena hanya laten konten yang mempunyai arti.
Dalam mengartikan mimpi, Freud 1 dari 2 metode
1. Bertanya kepada pasien yang berhubungan dengan mimpinya. Dan asosiasi mereka terhadap mimpi tersebut
Bila pasien tidak dapat mengasosiasikan mimpinya, Freud menggunakan metode ke-2
2. Simbol mimpi digunakan untuk menemukan elemen ketidaksadaran dan mengutamakan pada isi yang terpendam dibaliknya.
Tujuan ke-2 metode ini untuk mengikuti jejak formasi mimpi sampai ditemukan arti yang tersirat.
Freud percaya bahwa interpretasi mimpi adalah cara yang tepat dalam mempelajari proses ketidaksadaran dan mengartikanya merupakan jalan yang tepat untuk ilmu yang membahas alam bawah sadar.
Kegelisahan mimpi tidak menimbulkan masalah denganaturan bahwa mimpi adalah gambaran keinginan. Penjelasan tentang kecemasan tergantung pada sistem preconcious , keinginan itu tergantung pada ketidaksadaran. Ada 3 macam mimpi kegelisahan ;
1. Mimpi malu atau ketelanjangan
Seorang pemimpi malu akan hal tersebut, biasanya ini dialami pada masa anak – anak
2. Mimpi orang yang disayangi meninggal ( masa anak –anak )
Bila si pemimpi merasa gelisah, ini merupakan efek dari penolakan.
3. Mimpi gagal melewati ujian sekolah
Muncul bila si pemimpi sedang mengatisiapsi soal yang sulit.




KESIMPULAN
Freud percaya bahwa mimpi termotivasi oleh keinginan. Mimpi dibentuk dari pengalaman. Mimpi dapat diartikan melalui proses condensi, displecement dan efek penolakan. Manifest mimpi mempunyai kemiripan arti dengan laten konten dari mimpi, tapi menurut freud hal yang tersembunyi lebih akurat.


FREUDIAN SLIPS
Menurut freudian, kesalahan kecil yang dilakukan manusia sehari – hari adalah intensitas dari alam bawah sadar ( salah menyebut nama ). Orang – o0rang yang sering mengalami itu sering di sebut “ freudian slip “
Kesalahan seperti itu mempunyai arti ; ” mereka tidak merubah prilaku tetapi merubah mental ”.
Faktanya sebagian besar manusia sangat menyalahkan arti arti diablik kesalahan mereka yang disebut freud sebagai kekhilafan yang tersembunyi dalam kesadaran
Dalam kekhilafan ( freudian slip ) intensitas dari ketidaksadaran memberi tekanan yang lemah dari kondisi setengah sadaryang menunjukkan tujuan sebenarnya dari orang tersebut.

Wednesday 4 June 2008

tugas

Pasal 6

HUBUNGAN DENGAN PROFESI LAIN

a). Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib menghargai, menghormati kompetensi dan kewenangan rekan dari profesi lain.

Dengan makin meluasnya ragam jasa psikologi dan makin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan jasa psikologi, maka mal-praktek pun makin meluas dan makin menjadi-jadi. Misalnya, anak yang perkembangan bicaranya lambat (late talker) didiagnosis autis, dan ditawari berenang dengan lumba-lumba di Ancol untuk menyeimbangkan otak kiri dan otak kanannya, agar pertumbuhan otaknya menjadi lebih sempurna dan autis-nya bisa dicegah. Para dokter dan psikologi tidak mengerti asal muasal, ilmu ini. Mereka tahunya ilmu ini datang dari Amerika, dibawakan oleh seorang bergelar Medical Doctor dan di sambut oleh rumah sakit besar di Indonesia, bekerjasama dengan Taman Impian Jaya Ancol.

Medan, 27 September 2004

http://himpsijaya.org/2004/10/01/post-paper-kembali-ke-etika-psikologi/