Thursday 17 April 2008

bahan psikoterapi

I. KELUHAN

- Subjek merasa minder untuk tampil didepan orang banyak

- Ia takut untuk mengungkapkan ide – ide

- Sering kali ia menyuruh orang lain untuk menanyakan pertanyaan yang ada dipikirannya, karena ia tidak berani bertanya langsung

- Ia mengakui, sulit untuk beradaptasi

- Dalam mengenal seseorang, subjek butuh waktu yang cukup lama

- Jika persentasi didepam kelas, ia merasa jantungnya berdetak kencang, suara bergelombang seperti orang yang ketakutan

II. HASIL ASSESMENT

Subjek merupakn amal ketiga dari empat bersaudara yang semuanya laki – laki. Sejak kecil ia sudah hidup dengan neneknya. Karena ayah dan ibunya sibuk bekerja. Saat baru memasuki kelas 4, ia sudah ditinggal ibunya bekerja selama 6 tahun. Ayahnya yang seorang swasta, juga sibuk bekerja dan selalu pulang malam. Subjek merasa sangat sedih karena ditinggal ibunya. Ia selalu teringat akan ibunya. Dirumah ia lebih banyak dengan nenek dan ketiga saudara laki – lakinya. Dalam hubungan keluarga, subjek kurang dekat dengan saudara – saudaranya. Karena hal itu, ia lebih banyak menghabiskan waktunya dengan teman – temanya. Ia jarang sekali dirumah, dan lebih banyak bermain dengan teman seumuranya. Menginjak SMP, ia pisah dengan teman – teman SD nya. Ia pun harus dapat beradaptasi dan mencari teman baru. Saat itu subjek menjadi pendiam. Tiap pulang sekolah, ia pun langsung pulang dan bermain dengan temam – teman SD nya dulu yang kebetulan satu kampung. Setelah naik ke kelas 2 SMP, ia baru mandapatkan teman – teman barunya. Ia pun jarang bermain lagi dengan teman – teman lamanya. Di kelas 2 itu pula, ia mendapat rangking 1. Ia pun diusulkan oleh salah satu gurunya untuk mendapat bea siswa. Tapi saat itu pula ia mengalami kecelakaan yang begitu berat. Sekitar 3 minggu ia tidak masuk sekolah.setelah sembuh, ia pun kembali masuk sekolah seperti biasa. Ia pun naik ke kelas 3 dimana ia akan mendapatkan bea siswa dari sekolah. Tapi saat itu, subjek malah sering sekali melanggar peraturan sekolah. Ia sering tidak masuk sekolah dan sering tidak pulang rumah untuk tidur dirumah temennya. Ia sering bolos sekolah dan bermain ke sekolah temen – temen SD nya dulu. Karena hal itu, bea siswa dicabut dan tidak jadi diberikan. Tapi meskipun demikian, sunjek dapat lulus dengan hasil yang cukup memuaskan. Ia lalu mendaftar ke SMA negeri dan diterima menjadi siswa di SMA negeri tersebut. Setelah beberapa bulan masuk sekolah, ia pun melakukan kebiasaan mebolos yang membuat subjek di keluarkan dari SMA negeri tersebut. Ia lalu pindah ke SMA swasta. Di SMA swasta ini, ia lebih parah lagi. Di situ ia bertemu lagi teman – teman lamanya semasa SD. Mungkin karena terbawa lingkungan, ia pun mengulangi perbuatannya. Ia sering tidak masuk sekolah dan lebih memilih untuk bermain dan bertemu dengan teman – teman lamanya. Untuk kedua kalinya ia di keluarkan dari sekolah. Karena ayah subjek jengkel, dan kebetulan saat itu pula ibu subjek pulang, ia pun di suruh berhenti sekolah dulu. Waktu itu hari – hari subjek dihabiskan di rumah. Sebetulnya ayah subjek sangat sayang kepadanya. Sekitar 3 bulan kemudian memasuki pendaftaran siswa baru, ia disuruh sekolah lagi oleh ayahnya. Ia pun mendftar di SMK. Kebetulan di sekolah itu juga kakak subjek yang juga mengalami peristiwa DO bersekolah.

Disekolah ini pula subjek dapat lulus. Tapi setelah lulus, ia tidak bekerja. Ia menjadi penganguran di rumah. Ia di sarankan untuk menyusul kakaknya yang kuliah. Ia pun mendaftar ke UKSW. Tapi ia masih ragu, mau ambil jurusan apa. Dan ia berkeinginan untuk kuliah di luar kota. Tapo, orang tua subjek tidak mengijinkan. Karena hal itu ia menunda untuk kuliah. Setahun kemudian saat pendaftaran mahasiswa baru, ia mendaftar lagi di UKSW. Tapi saat itu juga ia mengalami kejadian yang sangat menyedihkan. Kakakya yang sebentar lagi mau lulus kuliah, meninggal karena kecelakaan. Ia mengalami shock karena kejadian itu. Ia jadi sering dirumah dan jarang bermain dengan teman – temannya lagi. Ia jadi pendiam dan sering melamun. Saat itu subjek menjadi penurut dan cencerung menghilangkan perbuatan – perbuatan yang di rasa tidak berguna. Tapi selang beberapa bulan, ia bertemu dengan teman – teman kakaknya di kampus. Ia jadi jarang masuk kuliah dan lebih nbanyak menghabiskan waktu dengan teman – teman kakaknya. IP subjek semester awal kuliah pun jadi sangat buruk. Subjek mulai bosan dan ingin sekali seperti masa SMP diman ia meraih peringkat pertama dikelasnya. Setelah teman – teman kakaknya tersebut banyak yang sudah lulus, ia pun kembali aktif kuliah sampai sekarang.

III. RENCANA INTERVENSI / TERAPI

A. Tujuan terapi

· Mengurangi rasa minder pada diri subjek

· Menghindari prilaku kesulitan subjek untuk beradaptasi.

B. Pendekatan/ teknik yang akan digunakan

Pendekatan ini menggunakan pendekatan LOGOTERAPY.

Menggunakan Logoterapy karena melalui teknik ini, klien diajak untuk dapat memahami faktor yang mempengaruhi prilaku klien yang kurang percya diri dan sulit beradaptasi, klien diajak untuk dapat menghilangkan prilaku tersebut diganti dengan prilaku positif ( belajar kelompok, aktif bertanya saat didepan kelas, dan memperbanyak teman dalam bergaul )

C Prosedur/ Tahap

1. Waktu

Tanggal mulai : 5 April 2008

Tanggal selesai : 20 April 2008

2. Pembuatan Jadwal

Hari 1- 5 ( 5 s/d10 april 208 ) : Menggunakan teknik Paradoxical intention. Dimana teknik ini membuat saya mengerti bahwa faktor apa saja yang mempengaruhi prilaku minder saya yang membuat kehilangan rasa percaya diri.

Hari 6-10 ( 11 s/d 15 april 2008 ): Menggunakan teknik De-reflekection. Dimana saya mencoba menghilangkan rasa minder dan sulit beradaptasi dan mengganti dengan prilaku yang positif (aktif bertanya dalam kelas dan berusaha bergaul dengan teman – teman baru)

Hari 11-15 ( 16 s/d 20 april 2008 ): Menggunakan teknik Modification of attitudes. Diman saya mencoba merubah prilaku subjek yang minder dan sulit beradaptasi dengan mencari pemaknaan akan hidup.

IV. PELAKSANAAN INTERVENSI

No

Tanggal

Pokok bahasan

metode


5-10 Apr 2008

Teknik Paradoxical intention

(faktor apa saja yang mempengaruhi prilaku klien yang sulit beradaptasi dan kurangnya rasa percaya diri klien yang dapat menghambat klien memunculkan ide - idenya dan mencari jalan keluar untuk dapat mengurangi gejala – gejala tersebut.)

Pemahaman dan praktek


11-15 Apr 2008

Teknik De-reflekection

(mencoba menghilangkan prilaku klien yang sulit beradaptasi dan kurangnya rasa percaya diri klien diganti dengan prilaku positif.)

Pemahaman dan praktek


16-20 Apr 2008

Teknik Modification of attitudes

Mencoba merubah prilaku subjek yang minder dan sulit beradaptasi dengan mencari pemaknaan akan hidup

Pemahaman dan praktek






V. MENGEVALUASI INTERVENSI

Teknik yang cocok untuk Saya, yaitu:

  • Teknik Paradoxical intention

Melalui teknik ini, subjek memahami untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi prilaku klien yang sulit beradaptasi dan kurangnya rasa percaya diri klien. Apa yang membuat subjek minder, kurang percaya diri dan sulitnya beradaptasi harus disadari oleh klien dan gejala – gejala tersebut sebaikmya ditanggapi dengan sikap tenang, karena setiap manusia harus bersosialisasi dengan lingkungan, baik dengan lingkungan yang baru maupun lingkungan yang lama telah dikenalnya.

Hal tersebut membuat saya berpikir dan akn membuat say merubah sikap minder saya menjadi pribadi yang mudah bergaul.

  • Teknik De-reflekection

Untuk menghindari prilaku subjek umtuk muncul kembali maka, klien dibawa pada situasi yang tidak memperhatikan lagi kondisi yang tidak nyaman sehingga lebih mencurahkan kepada hal – hal yang bersifat positif. Misalnya, klien lebih banyak mencari teman dalam bergaul atau membuat aktivitas – aktivitas yang berguna ( belajar kelompok ) guna meningkatkan kepercayaan dirinya dalam berbicara didepan orang banyak.

  • Teknik Modification of Attitudes

Klien mencoba mencari makna akan hidupnya. Dengan memaknai gangguan yang ada pada diri klien tersebut dengan makna yang positif. Apkah dengan sikap sunjek tersebut, klien merasa nyaman dan apakah ada kebikan dari sikap subjek tersebut. Apakah subjek yang dulu saat meraih peringkat pertama dikelasnya melakukan sikap yang sama dengan yang sekarang. Hal tersebut, saya rasa dapat merubah saya merubah sikap dan dapat meraih prestasi seperti saat SMP.

Dari pelaksanaan terapi yang sudah dilakukan, saya belum menemukan perubahan dalam diri saya. Mungkin karena waktu yang terbatas, dan proses terapi yang kurang maksimal sehingga hasil yang saya dapat juga belum maksimal.